Kondisi Pekerja Migran Laki-laki |
Kunjungan Menteri
Sosial ke Tanjung Pinang pada pertengahan Januari 2016, begitu melekat di benak saya tepatnya
"mengganggu pikiran". Untuk pertama kalinya begitu menginjakan di lokasi
kunjungan ke penampungan pekerja migran bermasalah, langsung tertegun. Kumpulan
orang itu seluruhnya laki-laki yang begitu bersemangat menyambut kedatangan
Menteri Sosial dengan air muka bahagia. Mereka para pencari nafkah yang
berjuang sampai pergi jauh ke negeri orang, mengharap kehidupan yang lebih
baik. Meninggalkan anak, istri dan kerabat bahkan beberapa diantaranya ikut
mengajak sanak keluarga bersama meluaskan diri mencari rejeki. Sayangnya banyak
dari mereka tidak dibekali dokumen yang sah, nasibnya diperburuk dengan bertemu
orang yang salah dan berujung dimanfaatkan sehingga harus berhadapan dengan
hukum. Nekat saja tidak cukup harus dibekali ilmunya sehingga kita tidak dibodoh-bodohi.
Kondisi pekerja migran Wanita |
Kondisi pekerja migran perempuan
tidak jauh berbeda, harapan pulang dengan keberhasilan harus menelan
kekecewaan, mirisnya beberapa pekerja pergi sendiri tapi harus pulang berbadan dua.
Usia yang masih muda membawanya pada ambisi untuk memenuhi keperluannya sendiri
dan harapan membahagiakan orang tua. Nasib berkata lain, PJTKI yang
mengirimkannya tidak amanah sehingga mereka harus berujung pada masalah hukum.
Sebutan “Pahlawan Devisa” ini
menjadi ironi manakala dihadapkan dalam kondisi yang tidak menguntungkan dan
ketidaktahuannya membawa pada kondisinya saat ini. Tentang para pencari kerja
ke luar negeri ini, isu yang tak kunjung tuntas di bahas. Kementerian Sosial,
instansi yang menangani para pekerja migran yang kadung bermasalah bak
pembuangan akhir dari permasalah hulu yang tak kunjung diurai. Dari upaya
moratorium pengiriman pekerja migran sampai
dengan pembukaan lapangan kerja di dalam negeri yang terus diupayakan
pemerintah.
Mengapa tidak kita belajar dari
negara tetangga kita Filipina, pemerintahnya alih-alih melarang
pengiriman pekerja migran tetapi mendorong masyarakatnya untuk bekerja ke luar.
Menurut Informasi yang pernah disampaikan dalam sebuah workshop Internasional
tentang masalah social oleh salah seorang narasumbernya, pemerintah Filipina
menyadari bahwa tidak bisa memberikan lapangan pekerjaan kepada seluruh
rakyatnya. Oleh karenanya opsi membuka peluang kerja ke luar didukung penuh
oleh pemerintah, bahkan pengelolaannya langsung di tangani pula oleh
pemerintah. Mulai dari informasi peluang kerja dari luar, rekrutmen para
pencari kerja, penyiapan calon pekerja dengan berbagai keterampilan sesuai
dengan permintaan, pengiriman dan regulasi perlindungan terhadap pekerja
migran.
Seorang teman pernah bertemu
dengan pekerja migran dari Filipinan, mereka betul-betul terlatih dan dibekali
pengetahuan dan keterampilan terhadap pekerjaannya. Mereka turut dibekali dengan
pengetahuan bagaimana cara melindungi diri ketika berhadapan hukum. Pemerintah
Filipina mengirimkan pekerja migran yang betul-betul telah disiapkan
pengetahuan dan keterampilan yang memadai sesuai tuntutan pekerjaannya.
Memang sudah bukan jamannnya lagi
saling menyalahkan, hanya saja benang kusut masalah pekerja migran Indonesia
belum jua diretas. Pemerintah telah memiliki niat baik untuk menata, tapi
tentunya tidak semua pihak senang dengan campur tangan pemerintah. Keterlibatan
pihak swasta sebagai PJTKI menambah rumit urusan mengais rejeki dari benang kusut
masalah ini. Contohnya ketika saya berkunjung di penampungan tersebut, ada
seseorang yang menghampiri saya dengan mengenalkan diri sebagai seseorang yang
bekerja di LSM yang mengadvokasi pekerja migran bermasalah. Dia mengaku LSMnya
didukung oleh panggede nun di Jakarta sana, sejumlah nama-nama besar dia
sebutkan untuk meyakinkan saya bahwa lembaganya tidak main-main. Misinya adalah
menjemput salah seorang Pekerja Migran yang ditampung, dengan alasan
keluarganya sudah menunggu. Dia minta bantuan untuk mengeluarkan orang yang dia
tunjukan namanya ke saya, ketika ditanya kenapa tidak langsung menghubungi
penanggung jawab penampungan, dia berdalih sulit menghubungi ketua kelompoknya.
Saya tidak menanggapi orang tersebut dan terus berlalu bertepatan dengan mentri
telah selesai berkunjung sehingga saya dan tim harus segera meninggalkan
tempat.
Sepanjang perjalanan saya begitu
marah dan kesal, bagaimana bisa dengan mata kepala saya sendiri di
tengah-tengah kunjungan menteri dan aparat yang berada disana, calo “ke****”
itu berani beraksi. Manusia yang mendapatkan uang dari hasil menjual orang itu
betul-betul saya temui. Saya pernah mendapatkan kabar dari teman yang
sehari-hari bertugas dipenampungan, para calo itu berkeliaran bahkan disekitar
penampungan untuk menculik pekerja migran bermasalah tersebut agar bisa kembali
diselundupkan. Cerita itu benar-benar terjadi dan buat saya itu sangat “mengerikan”
manusia jual manusia.
Kritik-mengkritik permasalahan
ini tidak akan menuntaskan akar permasalahannya, begitu pula memaki-maki
pemerintah untuk memberhentikan pengiriman pekerja migran hanya menyisakan
pengiriman pekerja migran illegal yang semakin meningkat. Aksi marah salah
seorang anggota dewan terhormat yang dengan lantang meminta pemberhentian
pengiriman pekerja migran yang bekerja sebagai asisten rumah tangga dengaa
alasan “mempermalukan bangsa Indonesia”. Hallooooo kemana saja anda?
Buat saya yang nun jauh berkutat
dibalik meja, menitipkan pesan untuk pendamping PKH. Menteri Sosial meminta
agar pekerja migran perempuan yang baru saja dipulangkan ke daerah asalnya
untuk didata apakah bisa menjadi calon peserta PKH, Khususnya daerah Jawa
Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera Utara, NTT dan beberapa wilayah
lainnya. Silahkan menghubungi Korwil masing-masing untuk menindaklanjuti ini,
data-data sudah diserahkan oleh manajemen ke seluruh koreg. Selanjutnya bagi
pendamping yang bertugas dikantong-kantong pengirim pekerja migran, jika
ditemui KSM yang berkeinginan menjadi pekerja migran, tidak perlu dilarang,
saya menyarankan justru segera anda bantu. Tentunya bukan dibantu untuk
membiayai mereka supaya bisa pergi. Saya tahu ko berapa gaji temen-temen
pendamping he…he. Maksud saya dibantu
dicarikan informasi maupun menghubungkannya dengan pihak-pihak yang tepat. Mana tahu kalau mereka pulang dan berhasil
anda kebagian ringgit atau riyalnya (ngarep.com).